TUGAS HACCP "keracunan nasi bungkus"

TUGAS HACCP 
"keracunan nasi bungkus"

130 Warga Brebes keracunan nasi ponggol dari calon kades
MERDEKA.COM. Seratusan warga Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengalami keracunan yang diduga berasal dari nasi bungkus. Nasi bungkus yang sering orang Brebes sebut nasi ponggol itu dibagi-bagikan oleh salah seorang calon Kepala Desa (Kades) saat warga meramaikan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) setempat pada Rabu (13/2).

Informasi yang dihimpun merdeka.com, keracunan ini membuat ratusan warga sejak Rabu (13/2) hingga sampai saat ini masih harus menjalani perawatan di Puskesmas Kecamatan Ketanggungan. Bahkan korban keracunan ini jumlahnya mencapai 130 lebih.

Ismail(40) salah satu warga RT 04/RW I Desa Karangmalang yang ikut menjadi korban keracunan menceritakan keracunan berawal Rabu (13/2)pagi sebanyak 100 bungkus nasi ponggol dibagikan. Ada yang disimpan dan ada yang langsung dimakan oleh beberapa warga yang akan melangsungkan Pilkades di balai desa setempat.  

"Sebagian besar kami makan begitu dibagikan pukul 06.00 WIB kemarin pagi. Namun, sekitar pukul 22.00 WIB malam tadi banyak warga yang mulai mengeluh sakit perut, pusing bahkan ada yang muntah dan berak berulang kali,” ungkap Ismail.

Untuk mencegah bahaya yang lebih parah, sejumlah warga kemudian dilarikan oleh panitia Pilkades dan Tim SAR Brebes ke Puskesmas Karangmalang. Bahkan, lanjut Ismail, pada Kamis (14/2) pagi ini, terpaksa ada delapan orang yang masih menjalani perawatan di PKU Muhammadiyah Ketanggungan, dan dua orang menjalani rawat inap di Puskesmas Kecamatan Ketanggungan.

Petugas medis Puskesmas Kecamatan Ketanggungan, dokter Susani Ali saat dikonfirmasi merdeka.com melalui telepon menyatakan gejala yang dialami warga identik dengan keracunan makanan.

"Namun untuk memastikan jenis racun ataupun penyebabnya, diperlukan penelitian sisa makanan. Sehingga harus dicek dan diteliti di laboratorium," jelasnya.

Keracunan seperti ini, menurut Susani harus segera ditangani, karena jika terlambat akan dapat mengakibatkan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi akut. "Pertolongan pada korban harus secepatnya dilakukan guna mencegah efek yang lebih buruk," ujarnya.

Susani menambahkan, untuk mengatasi masalah ini pihaknya telah memberikan pengobatan secara massal, yaitu pemberian obat pusing, mual serta anti muntah. Selain upaya pencegahan secara tradisional memberikan air kelapa muda. Sebagai upaya menetralisir kandungan toksin atau racun dalam makanan yang telah dikonsumsi.
Sumber: Merdeka.com

Belasan Karyawan Perusahaan Tambang di Aceh Keracunan Nasi Bungkus
Feri Fernandes - detikNews

Aceh - Delapan Belas karyawan perusahaan tambang terkemuka di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, mengalami keracunan setelah menyantap nasi bungkus jatah makan malam. Akibatnya empat diantaranya harus dirawat di RS Arun Lhokseumawe.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, peristiwa itu terjadi setelah pada kamis (28/2/2013) malam sekitar pukul 20.00 Wib. Sekitar 18 orang karyawan yang sedang piket bekerja mendapat nasi bungkus lauk pauk ikan jatah malam yang disediakan oleh perusahan catering di kota tersebut. Hanya berselang 10 menit seusai menyantap nasi bungkus itu, tiba tiba mereka mengeluhkan rasa kesakitan seperti pusing, muntah muntah dan menceret.

Karena kondisi jarak perusahaan eksplorasi gas asal Australia tersebut jauh dari pusat Kota Lhokseumawe, pada Jumat (1/3/2013) paginya korban baru bisa dilarikan ke RS Arun Lhokseumawe. Salah seorang korban Harianton, mengakui kalau dirinya setelah menyantap nasi bungkus itu mengalami keluhan sejumlah penyakit.

“Setelah saya santap nasi bungkus itu, saya langsung sakit perut, muntah dan menceret” kata Harianton, salah seorang pekerja tambang yang saat ini sedang dirawat di RS Arun saat dikonfirmasi oleh detikcom, Sabtu (2/3/2013).

Selain Harianton, ada tiga orang karyawan lainya yang saat ini masih dirawat di RS Arun. Sementara lima belas lainnya hanya berobat jalan.

“Bukan hanya kami saja, pekerjadari perusahaan lain juga yang hanya berjauh sekitar 15 km dari lokasi saya juga ikut keracunan nasi bungkus tersebut yang berasal dari perusahaan catering perusahaan, ”sebutya.

Selain empat orang pekerja Triangle yang masih dirawat di RS Arun, sembilan orang pekerja tambang lainnyajuga dikabarkan dirawat di RS Sakinah Lhokseumawe.


CIANJUR

http://www.indosiar.com/patroli/hidangan-tahlil-membawa-petaka-52-keracunan-makanan_68507.html

Sebanyak 52 warga kampung Waru, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber Cianjur, Jawa Barat keracunan makanan. Mereka mengalami muntah - muntah dan kepalanya pusing serta tubuh mengigil usai menyantap nasi hidangan tahlilan. Tiga puluh dua warga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Cianjur, sedangkan 20 orang lainnya dirawat di Puskesmas Cibeber.
Para korban keracunan makanan nasi tahlil yang kebanyakan kaum ibu dan anak -anak terbaring lemah di bangsal ruang observasi Rumah Sakit Umum Cianjur. Tim medis langsung melakukan penanganan dengan memberikan cairan infus dan obat - obatan.
Akibat keracunan kondisi tubuh para korban masih tampak lemas dengan gejala kepala pusing, muntah - muntah dan tubuh menggigil. Peristiwa keracunan yang menyebabkan 52 orang warga sakit ini berawal dari peringatan 7 hari meninggalnya seorang tokoh masyarakat setempat Hajjah Ekoy Sabtu (8/3/08) pukul 08.00 WIB.
Selepas pengajian warga mendapatkan bagian nasi bungkus, namun setelah pulang dan menyantap makanan nasi tahlil warga langsung mengalami gejala mual disertai pusing - pusing serta tubuh menggigil. Akibat keracunan ini sebanyak 32 korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Cianjur. Sedangkan 20 warga lainnya dirawat di Puskesmas Cibeber.

SUKABUMI

http://indonesiarayanews.com/news/nusantara/03-21-2013-19-29/24-warga-sukabumi-keracunan-makanan-tahlil

SEBANYAK 24 warga Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, keracunan setelah mengonsumsi nasi kotak yang dibagikan dari acara tahlilan atau doa bersama untuk orang yang meninggal.

Informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Kamis (21/03), keracunan massal yang menimpa warga Kampung Cijagung, Desa Gedepangrango ini terjadi setelah warga memakan makanan yang dibagikan pada acara pengajian 40 hari yang meninggal, kemarin.

Berselang beberapa lama setelah mengonsumsi makanan tersebut, warga kemudian mengeluh pusing, lemas, muntah dan diare."Sekitar pukul 22.00 saya tiba-tiba pusing dan mual bahkan sampai muntah dan langsung dilarikan ke Puskesmas Kadudampit," kata salah seorang korban, Awang, kepada wartawan.

Ternyata tidak hanya Awang saja, warga lain pun yang telah mengonsumsi makanan tersebut mengalami gejala yang sama. Bahkan sampai sore tadi, jumlah warga yang dirawat di Puskesmas Kadudampit mencapai 24 orang dan di antara mereka ada yang dirujuk ke RSUD Syamsudin S.H., Kota Sukabumi, karena kondisinya sangat lemah.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kota Sukabumi belum bisa menyimpulkan penyebab utama keracunan tersebut. Namun, sample nasi kotak yang berisi nasi, telur, mie goreng dan mentimun mentah sudah diambil untuk dilakukan penelitian.

Sementara, Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Sukabumi, Sri Yasti, mengungkapkan, dari laporan yang masuk, diketahui bahwa bumbu untuk membuat makanan tersebut dibeli dari pasar tradisional dalam bentuk sudah jadi.

Pihaknya masih melakukan penelitian karena dalam sepekan terakhir ini terjadi dua kasus keracunan massal dengan kronologis yang mirip yakni membeli bumbu jadi yang kemudian diolah dengan bahan makanan lainnya. Tetapi, kata dia, belum diketahui apakah keracunan ini disebabkan oleh bakteri atau makanan yang disajikan sudah basi.

’’Kasus keracunan ini merupakan kejadian luar biasa (KLB) karena sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan, korban keracunan yang berjumlah lebih dari dua orang bisa dikatakan KLB dan kami pun sudah membuka tiga posko kesehatan di daerah tersebut," tambahnya. [ant]

58 Warga Sukabumi keracunan nasi bungkus

Reporter : Vany Nestia Jayani | Minggu, 17 Maret 2013 09:42

Merdeka.com - 58 warga Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat keracunan makanan saat menghadiri pesta ulang tahun salah satu warga di Kampung Selagedang RT 01 RW 02, Desa Pangkalan pada Jumat (15/3). Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Cibadak.

"Dua orang terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi di Kecamatan Cibadak karena kondisinya cukup parah, dan disertai demam tinggi sehingga harus dirawat," kata Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Sri Yasti (17/3). Demikian tulis Antara.

Sri mengatakan, saat ini kondisi 56 orang sudah membaik walaupun tubuhnya masih lemah karena kekurangan cairan. Dia menuturkan usai menyantap makanan tersebut awalnya warga tidak mengeluh keracunan, namun pada Sabtu malam puluhan warga yang telah makan nasi bungkus yang isinya kentang, ayam goreng dan sayuran, mengalami kejang, pusing, muntah-muntah bahkan sampai ada yang pingsan.

"Diduga efeknya baru dirasakan warga selang sehari setelah menyantap masakan tersebut, dan kami menduga keracunan ini disebabkan oleh makanan yang berasal dari pesta ulang tahun itu," tambahnya.


Minggu, 03/03/2013 00:13 WIB

Belasan Karyawan Perusahaan Tambang di Aceh Keracunan Nasi Bungkus

Feri Fernandes - detikNews

Aceh - Delapan Belas karyawan perusahaan tambang terkemuka di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, mengalami keracunan setelah menyantap nasi bungkus jatah makan malam. Akibatnya empat diantaranya harus dirawat di RS Arun Lhokseumawe.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, peristiwa itu terjadi setelah pada kamis (28/2/2013) malam sekitar pukul 20.00 Wib. Sekitar 18 orang karyawan yang sedang piket bekerja mendapat nasi bungkus lauk pauk ikan jatah malam yang disediakan oleh perusahan catering di kota tersebut. Hanya berselang 10 menit seusai menyantap nasi bungkus itu, tiba tiba mereka mengeluhkan rasa kesakitan seperti pusing, muntah muntah dan menceret.

Karena kondisi jarak perusahaan eksplorasi gas asal Australia tersebut jauh dari pusat Kota Lhokseumawe, pada Jumat (1/3/2013) paginya korban baru bisa dilarikan ke RS Arun Lhokseumawe. Salah seorang korban Harianton, mengakui kalau dirinya setelah menyantap nasi bungkus itu mengalami keluhan sejumlah penyakit.

“Setelah saya santap nasi bungkus itu, saya langsung sakit perut, muntah dan menceret” kata Harianton, salah seorang pekerja tambang yang saat ini sedang dirawat di RS Arun saat dikonfirmasi oleh detikcom, Sabtu (2/3/2013).

Selain Harianton, ada tiga orang karyawan lainya yang saat ini masih dirawat di RS Arun. Sementara lima belas lainnya hanya berobat jalan.

“Bukan hanya kami saja, pekerjadari perusahaan lain juga yang hanya berjauh sekitar 15 km dari lokasi saya juga ikut keracunan nasi bungkus tersebut yang berasal dari perusahaan catering perusahaan, ”sebutya.

Selain empat orang pekerja Triangle yang masih dirawat di RS Arun, sembilan orang pekerja tambang lainnyajuga dikabarkan dirawat di RS Sakinah Lhokseumawe.

58 Warga Sukabumi keracunan nasi bungkus
Reporter : Vany Nestia Jayani | Minggu, 17 Maret 2013 09:42
Merdeka.com - 58 warga Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat keracunan makanan
saat menghadiri pesta ulang tahun salah satu warga di Kampung Selagedang RT 01 RW 02, Desa Pangkalan pada Jumat (15/3). Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Cibadak.

"Dua orang terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi di Kecamatan Cibadak karena kondisinya cukup parah, dan disertai demam tinggi sehingga harus dirawat," kata Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Sri Yasti (17/3). Demikian tulis Antara.

Sri mengatakan, saat ini kondisi 56 orang sudah membaik walaupun tubuhnya masih lemah karena kekurangan cairan. Dia menuturkan usai menyantap makanan tersebut awalnya warga tidak mengeluh keracunan, namun pada Sabtu malam puluhan warga yang telah makan nasi bungkus yang isinya kentang, ayam goreng dan sayuran, mengalami kejang, pusing, muntah-muntah bahkan sampai ada yang pingsan.

"Diduga efeknya baru dirasakan warga selang sehari setelah menyantap masakan tersebut, dan kami menduga keracunan ini disebabkan oleh makanan yang berasal dari pesta ulang tahun itu," tambahnya.
Puluhan Warga Keracunan Nasi Bungkus
Minggu, 17 Maret 2013 - 12:30
Sukabumi, Seruu.com - Sebanyak 58 warga Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi bungkus yang diberikan salah seorang warga yang tengah merayakan ulang tahun.
Kamis, 21 November 2013 - 21:46
"Dua orang terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi di Kecamatan Cibadak karena kondisinya cukup parah dan disertai demam tinggi sehingga harus dirawat," kata Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Sri Yasti di Sukabumi,  Minggu (17/3/13).

Menurut Sri, untuk 56 orang lainnya kondisinya sudah membaik walaupun tubuhnya masih lemah karena kekurangan cairan. Informasi yang diperoleh pihaknya, keracunan tersebut setelah warga menyantap nasi dari acara ulang tahun salah seorang warga di Kampung Selagedang RT 01/02, Desa Pangkalan pada Jumat (15/3).

Usai menyantap makanan tersebut awalnya warga tidak mengeluh keracunan, namun pada Sabtu malam puluhan warga yang telah makan nasi bungkus yang isinya kentang, ayam goreng dan sayuran mengalami kejang, pusing, muntah-muntah bahkan sampai ada yang pingsan.

"Diduga efeknya baru dirasakan warga selang sehari setelah menyantap masakan tersebut dan kami menduga keracunan ini disebabkan oleh makanan yang berasal dari pesta ulang tahun itu," tambahnya.

Sri mengatakan keterangan yang diterima dari penyelenggara pesta ulang tahun, bahwa bumbu masakan tersebut dibeli sudah dalam bentuk jadi dari pasar. Padahal, makanan tersebut masih segar dan baru dimasak sebelum dibagikan kepada warga. [ant/byn]

Usai Merayakan HUT ST, 51 orang Keracunan Makanan di Batumulapan
Posted on April 2, 2013 by admin1
Kamis 28 Maret 2013 nampaknya menjadi hari yang tidak akan dilupakan bagi masyarakat Banjar Batumulapan, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida khususnya para pemuda pemudinya. Betapa tidak, hari yang seharusnya membawa kegembiraan berubah menjadi bencana, dimana telah terjadi musibah keracunan makanan yang diderita sedikitnya 51 orang yang sebagian besar adalah muda-mudi. Kejadian berawal dari diadakannya pesta Hari Ulang tahun Sekaa Teruna banjar setempat, dimana nasi bungkus  yang disajikan sudah basi dan menyebabkan keracunan tersebut.
Awalnya panitian memesan nasi bungkus di Ibu Sun, pemilik warung nasi setempat. Makanan tersebut dimasak pukul 13.00 wita, serta dikotak dan dibungkus pukul 18.00 wita. Saat dibagikan dan dikonsumsi pukul 23.00 wita, nasi sudah dalam keadaan basi. Keluhan mulai muncul sekitar pukul 01.00 wita keesokan harinya. Satu persatu para pemuda dan pemudi yang menyantap nasi tersebut datang ke Puskesmas Nusa penida I dengan keluhan mual muntah serta mencret berkali-kali. Beberapa datang dalam kondisi lemah. Jumlah pasien yang datang menurut dr. Komang Agus Dwijananta, dokter jaga pada hari tersebut sebanyak 51 orang, dengan 11 orang memerlukan rawat inap.
Mendapat laporan adanya kejadian luar biasa keracunan makanan tersebut kepala puskesmas, dr.Ketut rai sutapa memerintahkan petugas surveilance untuk melakukan penelitian epidemiologis serta mengumpulkan sampel makanan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung (apr)

Ratusan Orang Keracunan Makanan di Kulonprogo

Akibatnya lebih dari 100 orang harus diantar ke puskesmas.

ddd
Jum'at, 17 Mei 2013, 22:32
VIVAnews - Ratusan warga Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami  keracunan makanan. Warga yang keracunan melingkupi masyarakat Dusun Semawung, Dusun Jurang, dan Dusun Tegalweru.
Keracunan itu ditandai dengan mual-mual, muntah, dan diare setelah menyantap nasi kotak yang disajikan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik mikro hidro pada Kamis 16 Mei 2013.

Acara yang digelar PT Energi Puritama Jakarta selalu investor itu dihadiri Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo.
Staf Protokol Pemkab Kulonprogo, Ngatijo, menyatakan, beberapa jam setelah menyantap nasi kotak, warga mual-mual. Tidak hanya dirinya, tetapi beberapa staf Pemkab Kulonprogo juga mengalami hal yang sama.

Sementara itu, untuk membantu pengobatan, Puskesmas Kalibawang sejak Jumat siang membuka posko pelayanan kesehatan di Banjarharjo. Petugas Surveillance Puskesmas Kalibawsng, Nurul Jauhari, mengatakan, hingga Jumat siang sudah 120 warga memeriksakan kesehatan dengan keluhan sama.

"Pusing, badan lemas, mual, muntah, dan diare," kata Nurul. Mereka kemudian mendapatkan obat mual, obat diare, dan antibiotika.

Ia memperkirakan, masih banyak lagi yang mengalami keracunan karena undangan mencapai 250-an orang.

Keracunan diduga akibat makanan. Nasi kotak dengan lauk telor, krecek, dan ayam bacem yang disajikan dipesan dari usaha katering di Demakijo, Godean, Sleman. Sedangkan camilan (snack) merupakan hasil olahan warga sekitar lokasi.

Contoh nasi beserta lauknya maupun camilan sudah dikirim ke laboratorium di Dinas Kesehatan DIY untuk diuji kandungan dan kemungkinan mengandung zat beracun.

Sementara itu, Kapolsek Kalibawang Komisaris Kusumantoro, mengatakan, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium. "Kami juga mendata korban," katanya. (art)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/413782-ratusan-orang-keracunan-makanan-di-kulonprogo

Sekeluarga Keracunan Nasi Bungkus di Kapal


BAKAUHENI – Bila anda pulang mudik membawa serta keluarga, sebaiknya berhati-hati mengonsumsi makanan di perjalanan bila tidak ingin kejadian ini menimpa anda.

Satu keluarga pemudik yang terdiri atas empat orang mengalami keracunan di Kapal Motor Penumpang (KMP) SMS Kertanegara, diduga karena mengonsumsi nasi bungkus yang dibeli dari pedagang asongan di Pelabuhan Merak, Banten.

Salah satu korban, M Yahya di Bakauheni, Senin (5/8/2013) dinihari, mengatakan mereka keracunan yang diduga dari nasi bungkus saat berbuka bersama istrinya Titin Fatimah, anaknya Cepi Prayoga dan Muhammad Dani Ardiyansyah serta cucunya Kiran Fatin Andaru.

“Saya mengalami muntah-muntah dan lemas setelah berbuka dengan nasi bungkus itu,” ungkapnya. Ia menyebutkan nasi itu dibeli dengan harga Rp7.500 per bungkus yang berisi lauk telur, tahu dan mi bihun.

Menurut dia, sebelumnya sempat curiga dengan rasa nasi itu, namun karena lapar maka tidak memperdulikannya dan akhirnya terasa saat kapal berlayar menuju Bakauheni.

“Saya mudik dari Indramayu tujuan Probolinggo, Lampung Timur,” kata Yahya.

Koordinator petugas medis di Posko Kesehatan KKP Kelas II Panjang di Bakauheni, dokter Harwen mengatakan, keluarga itu memang keracunan makanan dalam perjalanan ke Bakauheni.

Pihaknya sudah menangani para korban dengan memberikan obat antimuntah serta infus karena pasien yang kondisinya kekurangan cairan.

Sementara istri korban, Titin Fatimah, sudah dirujuk ke puskesmas rawat inap Bakauheni untuk mendapatkan perawatan lebih intensif, sebab mengalami dehidrasi parah.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Bayu Aji mengimbau kepada para pemudik untuk berhati-hati saat membeli makanan yang hendak dikonsumsi selama mudik lebaran.

Ia menyarankan para pemudik untuk membeli makanan ditempat atau warung-warung yang bersih dan terjamin kebersihan dan kesehatannya.

Selain itu, menurut Kapolres, tidak menutup kemungkinan para pelaku tindak kejahatan juga memanfaatkan momen mudik Lebaran ini untuk mengambil keuntungan dengan menjual makanan basi yang bisa membuat pembelinya keracunan.

“Ada baiknya para pemudik menyiapkan bekal dari rumah atau dari toko/warung makan yang memang terjamin kesehatannya,” imbau kapolres.
Satu Keluarga Pemudik Keracunan Nasi Bungkus di Kapal
Senin, 05 Agustus 2013, 11:13 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI -- Satu keluarga pemudik yang terdiri atas empat orang mengalami keracunan di Kapal Motor Penumpang (KMP) SMS Kertanegara, karena mengonsumsi nasi bungkus yang dibeli dari pedagang asongan di Pelabuhan Merak, Banten.

Salah satu korban, M Yahya di Bakauheni, Senin (5/8) dini hari, mengatakan mereka keracunan yang diduga dari nasi bungkus saat berbuka bersama istrinya Titin Fatimah, anaknya Cepi Prayoga dan Muhammad Dani Ardiyansyah serta cucunya Kiran Fatin Andaru. "Saya mengalami muntah-muntah dan lemas setelah berbuka dengan nasi bungkus itu," ungkapnya.

Ia menyebutkan nasi itu dibeli dengan harga Rp 7.500 per bungkus yang berisi lauk telur, tahu dan mi bihun. Menurut dia, sebelumnya sempat curiga dengan rasa nasi itu, namun karena lapar maka tidak memperdulikannya dan akhirnya terasa saat kapal berlayar menuju Bakauheni. "Saya mudik dari Indramayu tujuan Probolinggo Lampung Timur," kata dia.

Koordinator petugas medis di Posko Kesehatan KKP Kelas II Panjang di Bakauheni, dokter Harwen mengatakan, keluarga itu memang keracunan makanan dalam perjalanan ke Bakauheni.
Pihaknya sudah menangani para korban dengan memberikan obat antimuntah serta infus karena pasien yang kondisinya kekurangan cairan. Sementara istri korban, Titin Fatimah, sudah dirujuk ke puskesmas rawat inap Bakauheni untuk mendapatkan perawatan lebih intensif, sebab mengalami dehidrasi parah.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Bayu Aji mengimbau kepada para pemudik untuk berhati-hati saat membeli makanan yang hendak dikonsumsi selama mudik lebaran. Ia menyarankan para pemudik untuk membeli makanan ditempat atau warung-warung yang bersih dan terjamin kebersihan dan kesehatannya.

Selain itu, menurut Kapolres, tidak menutup kemungkinan para pelaku tindak kejahatan juga memanfaatkan momen mudik Lebaran ini untuk mengambil keuntungan dengan menjual makanan basi yang bisa membuat pembelinya keracunan. "Ada baiknya para pemudik menyiapkan bekal dari rumah atau dari toko/warung makan yang memang terjamin kesehatannya," tambah dia.

Kamis, 19 September 2013 13:53:41
94 Orang di Riau keracunan usai santap makanan pesta ulang tahun

Reporter : Mohamad Taufik

Merdeka.com - Korban keracunan massal diduga akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang disajikan ketika pesta ulang tahun di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau terus bertambah dari 80 menjadi 94 orang.

"Korbannya bertambah terus, sebelumnya itu 80 orang, kemudian meningkat jadi 91 orang dan sekarang sudah 94 orang. Termasuk keluarga yang berpesta ulang tahun juga mengalami hal yang sama," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pelalawan Hadi Asril, seperti diberitakan Antara, Kamis (19/9).

Informasi sebelumnya, sebanyak puluhan orang warga Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, menderita sakit diduga akibat keracunan makanan yang disajikan pada acara pesta ulang tahun di daerah itu.

Awalnya, saat kejadian, Senin (16/9), ada sekitar 70 korban yang telah dilarikan ke rumah sakit dan kini bertambah menjadi 80 orang dan terus bertambah hingga 94 orang. Menurut Hadi, seluruh korban termasuk penyelenggara acara tersebut telah menjalani perawatan dan perobatan di rumah sakit terdekat.

Beberapa di antaranya telah dipulangkan dan hanya melanjutkan rawat jalan setelah sebelumnya sempat mengalami muntah-muntah dan sakit perut. "Namun ada satu orang korban yang terpaksa dirawat inap karena menderita cukup parah, bahkan ada juga yang dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru," katanya.

Asril melanjutkan, sampai kini pihaknya masih terus memonitor kasus tersebut, namun belum diketahui secara jelas jenis makanan yang menyebabkan banyak warga mengalami gangguan kesehatan.

Pengawasan juga dilakukan dengan berkoordinasi ke lembaga terkait salah satunya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat. "Untuk itu kami di Dinas Kesehatan, pengawasan juga dilakukan di sejumlah rumah makan dan pasar-pasar atau pusat perbelanjaan," katanya.

Kepolisian Daerah Provinsi Riau sampai sejauh ini terus menyelidiki kasus keracunan massal yang menyebabkan sekitar puluhan orang warga Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, mengalami kritis.

"Untuk langkah awal, kami melalui jajaran akan melakukan pengujian sample makanan yang disajikan itu," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hermansyah di Pekanbaru.
» Berita Kabupaten
22 September 2013 | BP

Usai Santap Nasi Bungkus, Puluhan Warga Payangan Keracunan
Gianyar (Bali Post) -
Kasus keracunan Sabtu (21/9) kemarin, menimpa sejumlah warga di Payangan, Gianyar. Keracunan tersebut terjadi setelah warga makan nasi bungkus. Korban keracunan mencapai 54 orang dengan gejala mual-mual, muntah-muntah, pusing-pusing. Nasi bungkus yang dimakan tersebut sebelumnya dibeli di Pasar Payangan. Karena saking banyak korban, Puskesmas Payangan tidak mampu menampung korban sehingga dilarikan ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Puskesmas Tegallalang, bahkan ke RS di Denpasar.
Dari 54 orang pasien, 41 orang pasien dirawat di UPT Kesmas Payangan, 10 orang di RSUD Sanjiwani, Gianyar, 2 orang dirawat di Puskesmas Tegalalang dan satu orang dirawat di salah satu rumah sakit di Denpasar.
Informasi yang berhasil dikumpulkan UPT Kesmas Payangan, pasien pertama datang sekitar pukul 11.00 wita atas nama Kadek Bayu Suantana (13) asal Banjar Bayad, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Gianyar. Ia mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Setelah pasien pertama selanjutnya secara silih berganti, pasien dengan keluhan sama yang sebagian besar berasal dari Payangan mendatangi UPT Kesmas Payangan.
Hingga pukul 18.00 wita, tercatat 51 orang pasien mendapat perawatan di puskesmas setempat. "Dari 51 orang pasien 10 orang di antaranya dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar untuk mendapatkan perawatan lebih intensif," ungkap Kepala UPT Kesmas Payangan, dr. A.A. Gde Agung Erlambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gaianyar, dr. Ida Ayu Cahyani, yang ditemuai di UPT Kesmas Payangan mengatakan dari ciri-ciri dan gejala yang ditimbulkan, kuat dugaan hal ini diakibatkan oleh keracunan makanan. Namun untuk lebih tepatnya, pihaknya akan melakukan uji laboratorium.
Salah seorang pasien yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Wayan Suweni (34), menjelaskan setelah menyantap nasi goreng yang dibeli d isebuah warung di Pasar Payangan, setengah jam kemudian, dirinya mengeluhkan pusing dan mengalami muntah-muntah. Hal serupa dialami pula oleh anaknya Kadek Bayu Suardana (13), yang juga makan nasi goreng yang sama. "Saya beli empat bungkus nasi goreng, yang berisi telur, ayam, dan tempe, saya makan bersama anak, setelah makan, 30 menit kemudian, langsung pusing dan mual-mual,'' ujar Wayan Suweni dengan tangan diinfus di ruang UGD RSUD Sanjiwani.
Keluhan pusing, mual, dan muntah-muntah juga dialami Nengah Suardani (45) asal Banjar Gria Desa Melinggih, Payangan, Gianyar yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar juga mengeluhkan hal yang sama setelah mengonsumsi nasi bungkus berisi daging ayam dan mi goreng yang juga dibeli di Pasar Payangan.
Atas kejadian itu, Sekda Kabupaten Gianyar, Drs. Ida Bagus Gaga Adi Saputra, langsung turun mengecek masalah tersebut. Awal Sekda Gianyar, I.B. Gaga Adisaputra, memantau kondisi pasien di RSUD Sanjiwani, Gianyar. Setelah mengecek keberadaan pasien di RSUD Sanjiwani Gianyar dan sudah ditangani petugas. "Kami mendapat laporan ada 54 orang warga yang harus dirawat akibat keluhan muntah-muntah dan pusing," ujar Sekda Gus Gaga.
Berdasarkan data hingga pukul 18.00 wita, korban keracunan mencapai 54 orang pasien dengan gejala muntah dan pusing. "Karena ada sekitar 250 bungkus nasi yang dijual, dan pasien yang baru dirawat 54 orang, kami khawatir jumlah ini bisa bertambah. Untuk itu, pihaknya berharap kepada petugas untuk melakukan pemantauan," harap Sekda Gianyar Gus Gaga.
Untuk mengantisipasi hal ini, Sekda Gianyar mengaku telah mengerahkan seluruh petugas baik dari Dinas Kesehatan, RSUD Sanjiwani, BPBD Gianyar, untuk stand by di UPT Kesmas Payangan.
Seratus kasur juga didrop ke Kesmas Payangan, karena banyaknya jumlah pasien dan untuk penunggu. Makanan kepada petugas jaga, pasien dan penunggu juga langsung didrop ke UPT Kesmas setempat. Selain itu, juga dilakukan koordinasi ke seluruh perbekel se-Payangan dan sekitar bila ada warga yang mengonsumsi nasi sejenis dari Pasar Payangan agar segera dibawa ke rumah sakit terdekat. "Kami ingin memberikan penangan sebaik mungkin, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," tambah Gaga. (kmb)
» Berita Kabupaten
22 September 2013 | BP

Usai Santap Nasi Bungkus, Puluhan Warga Payangan Keracunan
Gianyar (Bali Post) -
Kasus keracunan Sabtu (21/9) kemarin, menimpa sejumlah warga di Payangan, Gianyar. Keracunan tersebut terjadi setelah warga makan nasi bungkus. Korban keracunan mencapai 54 orang dengan gejala mual-mual, muntah-muntah, pusing-pusing. Nasi bungkus yang dimakan tersebut sebelumnya dibeli di Pasar Payangan. Karena saking banyak korban, Puskesmas Payangan tidak mampu menampung korban sehingga dilarikan ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Puskesmas Tegallalang, bahkan ke RS di Denpasar.
Dari 54 orang pasien, 41 orang pasien dirawat di UPT Kesmas Payangan, 10 orang di RSUD Sanjiwani, Gianyar, 2 orang dirawat di Puskesmas Tegalalang dan satu orang dirawat di salah satu rumah sakit di Denpasar.
Informasi yang berhasil dikumpulkan UPT Kesmas Payangan, pasien pertama datang sekitar pukul 11.00 wita atas nama Kadek Bayu Suantana (13) asal Banjar Bayad, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Gianyar. Ia mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Setelah pasien pertama selanjutnya secara silih berganti, pasien dengan keluhan sama yang sebagian besar berasal dari Payangan mendatangi UPT Kesmas Payangan.
Hingga pukul 18.00 wita, tercatat 51 orang pasien mendapat perawatan di puskesmas setempat. "Dari 51 orang pasien 10 orang di antaranya dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar untuk mendapatkan perawatan lebih intensif," ungkap Kepala UPT Kesmas Payangan, dr. A.A. Gde Agung Erlambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gaianyar, dr. Ida Ayu Cahyani, yang ditemuai di UPT Kesmas Payangan mengatakan dari ciri-ciri dan gejala yang ditimbulkan, kuat dugaan hal ini diakibatkan oleh keracunan makanan. Namun untuk lebih tepatnya, pihaknya akan melakukan uji laboratorium.
Salah seorang pasien yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Wayan Suweni (34), menjelaskan setelah menyantap nasi goreng yang dibeli d isebuah warung di Pasar Payangan, setengah jam kemudian, dirinya mengeluhkan pusing dan mengalami muntah-muntah. Hal serupa dialami pula oleh anaknya Kadek Bayu Suardana (13), yang juga makan nasi goreng yang sama. "Saya beli empat bungkus nasi goreng, yang berisi telur, ayam, dan tempe, saya makan bersama anak, setelah makan, 30 menit kemudian, langsung pusing dan mual-mual,'' ujar Wayan Suweni dengan tangan diinfus di ruang UGD RSUD Sanjiwani.
Keluhan pusing, mual, dan muntah-muntah juga dialami Nengah Suardani (45) asal Banjar Gria Desa Melinggih, Payangan, Gianyar yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar juga mengeluhkan hal yang sama setelah mengonsumsi nasi bungkus berisi daging ayam dan mi goreng yang juga dibeli di Pasar Payangan.
Atas kejadian itu, Sekda Kabupaten Gianyar, Drs. Ida Bagus Gaga Adi Saputra, langsung turun mengecek masalah tersebut. Awal Sekda Gianyar, I.B. Gaga Adisaputra, memantau kondisi pasien di RSUD Sanjiwani, Gianyar. Setelah mengecek keberadaan pasien di RSUD Sanjiwani Gianyar dan sudah ditangani petugas. "Kami mendapat laporan ada 54 orang warga yang harus dirawat akibat keluhan muntah-muntah dan pusing," ujar Sekda Gus Gaga.
Berdasarkan data hingga pukul 18.00 wita, korban keracunan mencapai 54 orang pasien dengan gejala muntah dan pusing. "Karena ada sekitar 250 bungkus nasi yang dijual, dan pasien yang baru dirawat 54 orang, kami khawatir jumlah ini bisa bertambah. Untuk itu, pihaknya berharap kepada petugas untuk melakukan pemantauan," harap Sekda Gianyar Gus Gaga.
Untuk mengantisipasi hal ini, Sekda Gianyar mengaku telah mengerahkan seluruh petugas baik dari Dinas Kesehatan, RSUD Sanjiwani, BPBD Gianyar, untuk stand by di UPT Kesmas Payangan.
Seratus kasur juga didrop ke Kesmas Payangan, karena banyaknya jumlah pasien dan untuk penunggu. Makanan kepada petugas jaga, pasien dan penunggu juga langsung didrop ke UPT Kesmas setempat. Selain itu, juga dilakukan koordinasi ke seluruh perbekel se-Payangan dan sekitar bila ada warga yang mengonsumsi nasi sejenis dari Pasar Payangan agar segera dibawa ke rumah sakit terdekat. "Kami ingin memberikan penangan sebaik mungkin, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," tambah Gaga. (kmb)


22 September 2013 | BP

Usai Santap Nasi Bungkus, Puluhan Warga Payangan Keracunan
Gianyar (Bali Post) -
Kasus keracunan Sabtu (21/9) kemarin, menimpa sejumlah warga di Payangan, Gianyar. Keracunan tersebut terjadi setelah warga makan nasi bungkus. Korban keracunan mencapai 54 orang dengan gejala mual-mual, muntah-muntah, pusing-pusing. Nasi bungkus yang dimakan tersebut sebelumnya dibeli di Pasar Payangan. Karena saking banyak korban, Puskesmas Payangan tidak mampu menampung korban sehingga dilarikan ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Puskesmas Tegallalang, bahkan ke RS di Denpasar.
Dari 54 orang pasien, 41 orang pasien dirawat di UPT Kesmas Payangan, 10 orang di RSUD Sanjiwani, Gianyar, 2 orang dirawat di Puskesmas Tegalalang dan satu orang dirawat di salah satu rumah sakit di Denpasar.
Informasi yang berhasil dikumpulkan UPT Kesmas Payangan, pasien pertama datang sekitar pukul 11.00 wita atas nama Kadek Bayu Suantana (13) asal Banjar Bayad, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Gianyar. Ia mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Setelah pasien pertama selanjutnya secara silih berganti, pasien dengan keluhan sama yang sebagian besar berasal dari Payangan mendatangi UPT Kesmas Payangan.
Hingga pukul 18.00 wita, tercatat 51 orang pasien mendapat perawatan di puskesmas setempat. "Dari 51 orang pasien 10 orang di antaranya dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar untuk mendapatkan perawatan lebih intensif," ungkap Kepala UPT Kesmas Payangan, dr. A.A. Gde Agung Erlambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gaianyar, dr. Ida Ayu Cahyani, yang ditemuai di UPT Kesmas Payangan mengatakan dari ciri-ciri dan gejala yang ditimbulkan, kuat dugaan hal ini diakibatkan oleh keracunan makanan. Namun untuk lebih tepatnya, pihaknya akan melakukan uji laboratorium.
Salah seorang pasien yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar, Wayan Suweni (34), menjelaskan setelah menyantap nasi goreng yang dibeli d isebuah warung di Pasar Payangan, setengah jam kemudian, dirinya mengeluhkan pusing dan mengalami muntah-muntah. Hal serupa dialami pula oleh anaknya Kadek Bayu Suardana (13), yang juga makan nasi goreng yang sama. "Saya beli empat bungkus nasi goreng, yang berisi telur, ayam, dan tempe, saya makan bersama anak, setelah makan, 30 menit kemudian, langsung pusing dan mual-mual,'' ujar Wayan Suweni dengan tangan diinfus di ruang UGD RSUD Sanjiwani.
Keluhan pusing, mual, dan muntah-muntah juga dialami Nengah Suardani (45) asal Banjar Gria Desa Melinggih, Payangan, Gianyar yang dirujuk ke RSUD Sanjiwani, Gianyar juga mengeluhkan hal yang sama setelah mengonsumsi nasi bungkus berisi daging ayam dan mi goreng yang juga dibeli di Pasar Payangan.
Atas kejadian itu, Sekda Kabupaten Gianyar, Drs. Ida Bagus Gaga Adi Saputra, langsung turun mengecek masalah tersebut. Awal Sekda Gianyar, I.B. Gaga Adisaputra, memantau kondisi pasien di RSUD Sanjiwani, Gianyar. Setelah mengecek keberadaan pasien di RSUD Sanjiwani Gianyar dan sudah ditangani petugas. "Kami mendapat laporan ada 54 orang warga yang harus dirawat akibat keluhan muntah-muntah dan pusing," ujar Sekda Gus Gaga.
Berdasarkan data hingga pukul 18.00 wita, korban keracunan mencapai 54 orang pasien dengan gejala muntah dan pusing. "Karena ada sekitar 250 bungkus nasi yang dijual, dan pasien yang baru dirawat 54 orang, kami khawatir jumlah ini bisa bertambah. Untuk itu, pihaknya berharap kepada petugas untuk melakukan pemantauan," harap Sekda Gianyar Gus Gaga.
Untuk mengantisipasi hal ini, Sekda Gianyar mengaku telah mengerahkan seluruh petugas baik dari Dinas Kesehatan, RSUD Sanjiwani, BPBD Gianyar, untuk stand by di UPT Kesmas Payangan.
Seratus kasur juga didrop ke Kesmas Payangan, karena banyaknya jumlah pasien dan untuk penunggu. Makanan kepada petugas jaga, pasien dan penunggu juga langsung didrop ke UPT Kesmas setempat. Selain itu, juga dilakukan koordinasi ke seluruh perbekel se-Payangan dan sekitar bila ada warga yang mengonsumsi nasi sejenis dari Pasar Payangan agar segera dibawa ke rumah sakit terdekat. "Kami ingin memberikan penangan sebaik mungkin, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," tambah Gaga.

Kabupaten Bima, Kahaba.- Sesuai data terakhir yang dihimpun tim medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, 472 korban keracunan hajatan salah satu keluarga di Desa Lanta Barat Kecamatan Lambu telah ditangani tim medis Pemerintah Kabupaten Bima.
Korban keracunan yang tak tertampung lagi di ruangan rawat inap Puskesmas Sape, Sabtu Malam (19/10/13). Foto: Man
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Tasmin Bukhori, SKM menjelaskan, Tim telah bekerja dan berupaya secara maksimal melakukan pengobatan dan perawatan.
Kegiatan ini difokuskan di tiga tempat yaitu 188 orang dirawat di Puskesmas Sape, 284 pasien dirawat Puskesmas Lambu dan di mesjid Rato-Lambu, dan 2 orang diantaranya di rujuk ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Pasien yang dirawat di PKM Sape telah sembuh dan keluar, saat ini tinggal 12 orang yang dirawat di PKM Lambu,” ujarnya, Senin (21/10/13).
Kata Tasmin, selain mendapatkan perawatan di Puskesmas pasien juga mendapatkan Tambahan Makanan berupa Telur dan Susu. Pada saat terjadinya kasus sebanyak 8 orang dokter dari RSUD Bima di utus untuk membantu tim yang ada Puskesmas.
“Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab keracunan, saat ini tengah dilakukan pengambilan sampel makanan untuk dikirim ke Laboratorium Propinsi dan dilakukan pemantauan lapangan,” tuturnya.
Lanjut Tasmin, kronologis kasus keracunan tersebut bermula dari makanan bersumber dari acara hajatan nikah di salah satu keluarga A (23 Tahun) di Desa Lanta Barat. Makanan berupa Nasi, Mie goreng, Ayam Kecap, makanan di kemas dan dimasukkan pada kotak-kotak plastik Mika dan dikemas pada pukul 11.00 s/d 12.00 Wita, Sabtu (19/10/13). Selanjutnya, makanan itu dibagikan pada undangan sekitar pukul 16.00 Wita, karena sudah dikemas makanan tersebut di bawa pulang oleh masing-masing undangan.
Sesampainya di rumah di konsumsi oleh masing-masing keluarga dengan tingkat umur yang bervariasi, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Makanan di konsumsi sekitar pukul 17.00 Wita dan pada pukul 19.00 WITA mulai muncul keluhan pada pasien yang mengkonsumsi makanan tersebut dengan keluhan mual, muntah, pusing dan lemas. [BM/HUM]
http://m.kahaba.info/berita-bima/12693/472-korban-keracunan-makanan-di-lambu-telah-ditangani.html

17 Tahanan Polresta Padang Diduga Keracunan
Padang Ekspres • Sabtu, 12/10/2013 11:35 WIB • Redaksi • 208 klik
Padang, Padek—Kasus du­gaan keracunan makanan meng­­gegerkan Mapolresta Pa­dang. Ini setelah 17 orang taha­nan mun­tah-muntah dan ping­san usai mencicipi santap siang yang diberikan petugas. Berun­tung tak ada korban jiwa dalan insiden itu, setelah satuan perso­nel Polresta Padang langsung mengambil tindakan medis dan membawa tahanan kritis ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Informasi berhasil dihimpun Padang Ekspres, sebanyak tiga orang tahanan dilarikan RS Bhayangkara Polda Sumbar dan mendapatkan perawatan inten­sif. Sisanya, hanya mendapatkan perawatan dari tim dokter Disaster Victim Identifikasi (DVI) Polda Sumbar di Mapolresta Padang. Hingga pukul 19.30, dua orang tahanan sudah kem­bali dimasukan dalam sel. Se­dang­kan seorang lagi masih mendapatkan perawatan me­nunggu kondisnya membaik.
”Diduga mereka mengalami keracunan makanan. Namun untuk lebih jelasnya, kita tunggu hasil identifikasi dari BPOM karena sampel makanan sudah dikirim ke sana,” terang Kapol­resta AKBP Wisnu Andayana kepada Padang Ekspres saat di­hubungi tadi malam (11/10). Man­tan Kabid Propam Polda Sumbar ini menyebutkan, se­orang dari 17 orang tahanan tersebut adalah titipan Polda Sumbar.
Kasus pertama kali terjadi di Polresta Padang ini, menurut Wisnu, bermula ketika seluruh tahanan Polresta Padang ber­jumlah 70 orang, terdiri dari 50 tahanan Polresta Padang dan 20 titipan Polda Sumbar, dibagikan jatah makan siang berupa nasi bungkus .
Setelah beberapa orang ta­ha­nan menyantap makanan itu, kata Wisnu, mereka langsung muntah-muntah. Melihat keja­dian itu, tahanan lain urung memakan jatah nasi tersebut. ”Dugaan sementara, ada sambal ikan gulai tongkol pada nasi bungkus sudah kedarluarsa dalam makanan yang diberikan itu,” terang Wisnu. Ke depan, pihaknya akan lebih teliti memi­lih makanan untuk para taha­nan, sehingga kejadian seperti ini tidak berulang.
Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Polda Sumbar Kompol dr Tasrif kepada war­tawan, juga menduga insiden tersebut akibat keracunan ma­kanan. Namun apa jenis racun membuat tahanan muntah-muntah, pihaknya belum bisa memastikan. ”Untuk me­mas­tikan hal itu, darah tahanan dan sampel makanan diperiksa ke labor,” ujarnya. (wn/cr2)
40 Warga Keracunan Makanan Hajatan di Sukabumi
Senin, 11 November 2013 - 06:06
Sukabumi, Seruu.com - Sebanyak 40 warga Kampung Cigombong, Desa/Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jabar, mengalami keracunan setelah menyantap nasi hajatan yang digelar oleh salah seorang warga sekitar.
Kamis, 21 November 2013 - 21:46
"Setelah menyantap nasi hajatan, sekitar tiga jam kemudian, tiba-tiba saya merasa mual kemudian pusing dan langsung muntah, ternyata tidak saya saja yang mengalami hal tersebut, warga lainnya juga sama seperti saya," kata salah seorang korban, Isma kepada wartawan, Minggu.

Puluhan korban pun langsung dilarikan ke puskesmas terdekat dan sebagian ada yang dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi karena kondisi tubuhnya yang lemah akibat kekurangan cairan.

Sementara, Humas RSUD Sekarwangi, Empang Radiyansah mengatakan ada sekitar 40 warga yang mengalami keracunan tersebut. Selain itu satu korban di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit lain karena kondisi tubuhnya yang lemas.

"Sebagian kondisinya sudah mulai membaik, tetapi masih dilakukan rawat jalan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan penelitian terhadap kejadian ini," kata Empang.

Menurut dia, belum diketahui penyebab keracunan tersebut namun dari dugaan awal penyebabnya karena makanan hajatan, karena sebelum kejadian warga sempat makan makanan dari acara tersebut. Selain itu, pihak dinkes sudah mengambil sample makanan hajatan tersebut.[ant/ast]

Senin, 31 Desember 2013 | BP
Usai Santap Nasi Goreng
Puluhan Siswa SDN 1 Wanagiri Keracunan
Tabanan (Bali Post)-

Hari pertama masuk sekolah di SDN 1 Wanagiri, Banjar Sawah Desa Wanagiri Kecamatan Selemadeg, Senin (30/12) kemarin, diwarnai insiden. Puluhan siswa setempat keracunan usai menggelar kegiatan bersih-bersih sekolah. Diduga, pemicunya akibat menyantap nasi goreng bungkus yang dijual di kantin sekolah.

Keracunan berlangsung serempak. Para siswa merasakan mual disertai muntah. Peristiwa ini berlangsung setelah para siswa pulang sekolah pukul 11.00 wita. Sebelumnya, siswa yang keracunan membeli nasi goreng bersamaan. "Indikasi sementara karena nasi goreng," kata Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Suratmika. Pejabat ini menjelaskan, pada hari pertama masuk, para siswa diajak bersih-bersih oleh pihak sekolah.

Ketika istirahat, mereka membeli nasi goreng bungkus. Ada juga yang membeli makanan ringan dan minuman kemasan. Sekitar pukul 10.00 wita, para siswa dipulangkan. Satu jam kemudian, beberapa siswa mulai mual dan pusing. Bahkan, ada yang nyaris pingsan. Kejadian ini menyebar ke sejumlah siswa lainnya. Totalnya, sekitar 28 orang. "Jadi, kejadiannya di rumah masing-masing siswa. Para guru justru tidak tahu karena sudah pulang sekolah," kata Suratmika.

Para korban kemudian dirujuk ke Puskesmas Selemadeg. Dari puluhan korban, 16 siswa terpaksa dilarikan ke RSUD Tabanan. Dari jumlah ini, 8 orang dirawat di RSUD, sisanya dititipkan di Puskesmas Tabanan III. Sedangkan, 12 siswa dirawat di Puskesmas Selemadeg. Seluruh korban, kata Suratmika, masih menjalani perawatan intensif. "Sisanya sudah diperbolehkan pulang. Bagi yang membutuhkan observasi tetap dirawat," kata Suratmika.

Dijelaskan, begitu korban tiba di puskesmas, pihaknya langsung memberikan penanganan medis. Mulai pemberian infus hingga observasi. Hasilnya, kondisi beberapa siswa berangsur membaik. Menurut Suratmika, gejala para korban nyaris sama, mengeluhkan mual, pusing disertai muntah. Keracunan juga menimpa salah satu siswa SMP yang tinggal tak jauh dari sekolah. Diduga, siswa ini ikut membeli makanan di kantin.

Hingga kemarin, belum dipastikan penyebab keracunan massal ini. Dugaan sementara, akibat nasi goreng. Kata Suratmika, pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan muntahan para korban. "Kami harus menunggu hasil laboratorium. Apakah karena nasi goreng atau makanan lainnya," tegasnya. Sebab, di kantin sekolah banyak dijual beberapa makanan lain. Biasanya, keracunan dipicu makanan yang tercemar atau kadaluwarsa. (kmb30)
















No.
Tempat Kejadian
Waktu Kejadian
Korban
Kondisi Korban
Keterangan
P
L
Total
Sakit Ringan
Sakit Parah
Meninggal
1.
Desa Karangmalang, Ketanggungan, Brebes,
Jawa Tengah
13 Februari  2013
_
_
>130 Orang
<130
2
0

2.
Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
28 Februari 2013
_
_
18 orang
15
3
0
Karyawan keracunan setelah di berikan nasi bungkus di kantornya.
3.
kampung Waru, Desa Sukaraharja,  Cibeber, Cianjur, Jawa Barat
15 Maret 2013
_
_
52 orang
20
32
0
Keracunan terjadi kerena nasi bungkus setelah peringatan  7 hari meninggalnya salah 1 tokoh warga .
4.
Kadudampit, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat
21 Maret 2013
_
_
24 orang
24
_
0
Setelah beberapa saat ada beberapa warga yang di larikan ke rumah sakit kerena badannya lemas.
5.
Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat
17 Maret 2013
_
_
58 orang
56
2
0
Setelah dirawat 56 orang berangsur membaik walaupun badan masih terasa lemas.

6.
Banjar Batumulapan, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida
2 April 2013
_
_
51 orang
40
11
0
Keracunan usai menyantap nasi bungkus usai merayakan HUT ST.





7.
Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
16 Mei 2013
_
_
120 orang
120
0
0
Kemungkinan bertambahnya korban masih besar karena undangan hajatan mencapai 250 undangan.
8.
Pelabuhan Merak, Banten
13 Agustus 2013
3
2
5 orang
5
0
0
Korban adalah satu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri , 2 anak, dan 1 cucu.
9.
Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, riau
19 September 2013
_
_
94 orang
24
70
0
70 korban berangsur angsur membaik setelah di rujuk ke rumah sakit setempat.
10.
Payangan, giyanyar, Bali
22 September 2013
_
_
54 orang
3
51
0
41 0rang dirawat di rumah sakit pusat, 10 dirawat di rumah sakit daerah.
11.
Desa Lanta Barat Kecamatan Lambu, kabupaten Bima NTB
19 Oktober 2013
_
_
472 orang
460
12
0
Koerban sakit ringan di rawat di 2 pukesmas setempat.
12.
Kampung Cigombong, Desa/Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jabar
11 November 2013
_
_
40 orang
_
_
0
Puluhan warga di bawa ke rumah sakit setelah beberapa saat kemudian.
13.
SDN 1 Wanagiri, Banjar Sawah Desa Wanagiri Kecamatan Selemadeg
31 Desember 2013
_
_
28 orang
12
16
0
Korban sakit parah dirawat di 2 RSUD  dan dua pukesmas.













KESIMPULAN:
·         Hapir setiap bulan korban keracunan nasi bungkus rata rata semakin bertambah banyak dan berada di berbagai macam daerah. Akan tetapi umumnya korban hanya sakit dan tak ada korban yang meninggal dunia.


Comments

Popular posts from this blog

Contoh Proposal Usaha Lumpia khas Kota Semarang

PT. Essence Indonesia (International Flavors & Fragrances