PT. Essence Indonesia (International Flavors & Fragrances
Internasional Flavor and Fragrance – PT. Essence Indonesia
merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku
yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan
dan rokok. Fragrance merupakan bahan
baku bukan pangan yang digunakan sebagai
bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan
rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan oleh
Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi antara
lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa,
aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan
dalam proses produksi flavor dan fragrance sebagian besar masih diimpor dari berbagai negara
seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan
bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan
penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam
pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor
dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan
ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumer goods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan
minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk
perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk
pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari
departemen pemasaran dan melalui distributor. Pelanggan yang merupakan
perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan PT. Essence Indonesia (IFF). Perusahaan – perusahaan
ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian
dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan
berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh
para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama IFF-PT
Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang
juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang
tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi
sebagai market leader terancam
apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.
Penanganan
Quality Qontrol di PT.Essence Indonesia
Pada praktek industri
yang kami lakukan pada tanggal 15 Juli sampai 21 Desember 2013 kami akan
menerangkan tentang penanganan Quality Control dibagian QC Mikrobiologi.
Ada bebrapa pengujian
di bagian mikrobiologi contohnya TPC, Yeast, E.Coli, Swab test, dll. Praktek
yang kami lakukan di bagian mikrobiologi dari melakukan pengambilan contoh secara aseptik dan
selalu dihindari kemungkinan adanya kemungkinan kontaminasi. Menggunakan botol
contoh dan peralatan pengambilan contoh dan peralatan pengambilan contoh dari
beberapa tempat, yaitu ditanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat
pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi. Sampai melakukan
perhitungan koloni yang terdapat pada masing-masing produk yang diujikan. Menghasilkan
suatu produk yang aman untuk dikonsumsi adalah suatu kewajiban. Hal ini tidak
saja guna memenuhi peraturan kesehatan dan tuntutan konsumen, tetapi juga
merupakan komitmen dari semua perusahaan yang ada. Pengertian produk aman salah
satunya aman dari pencemaran mikroba. Mengingat produk yang steril merupakan
hal yang hampir tidak mungkin, tetapi adanya pencemaran mikroba harus tetap
dibawah tingkat maksimum yang diperbolehkan untuk tujuan tertentu.
Tes dasar adanya pencemaran mikroba umumnya terdiri dari tiga kategori yaitu TPC (Total Plate Count), E. Coli/Coliform (indikasi pencemaran dari buangan domestik/fisik), dan Yeast & Mould (Khamir & Kapang)
Tes dasar adanya pencemaran mikroba umumnya terdiri dari tiga kategori yaitu TPC (Total Plate Count), E. Coli/Coliform (indikasi pencemaran dari buangan domestik/fisik), dan Yeast & Mould (Khamir & Kapang)
Biasanya
pengujian yang sering dilakukan adalah TPC, Yeast. E.Coli. Pengujian-pengujian
ini dilakukan rutin setiap harinya. Hanya beberapa produk yang dilakukan
pengujian yang lainya tergantung perusahaan lain yang akan mengorder produk
tersebut. Biasanya pengujian yang lain adalah Salmonella.
Salmonella adalah bakteri berbentuk batang dengan diameter 0,7 – 1,5 µm, termasuk dalam bakteri Gram – Negatif. Tidak menghasilkan spora, utamanya bersifat motile serta memiliki flagella di seluruh permukaan selnya (petrichious). Salmonella adalah salah satu bakteri yang sering kali menyebabkan penyakit yang cukup serius apabila mancemari makanan maupun minuman yang di konsumsi manusia.
Oleh karena itu pengujian terhadap bakteri Salmonella sangat penting. Hal ini, selain untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan peraturan – peraturan keamanan pangan baik nasional maupun internasional, juga menghindari terjadinya kontaminasi makanan atau minuman oleh bakteri Salmonella, sehingga tersebarnya penyakit serius akibat Salmonella bisa dihindari sedini mungkin.
Selain itu juga ada pengujian Allergent. Tes terhadap Allergen ( Gliadin ), terutama diperuntukkan untuk bahan mentah (Raw Material) maupun produk jadi (Finish Good) atau peralatan yang digunakan untuk produksi yang kemungkinan dapat terkontaminasi zat-zat yang bersifat Allergenic dari bahan-bahan atau produk yang berasal dari cereallia, sea food, egg, fish, dan lin-lain.
Salmonella adalah bakteri berbentuk batang dengan diameter 0,7 – 1,5 µm, termasuk dalam bakteri Gram – Negatif. Tidak menghasilkan spora, utamanya bersifat motile serta memiliki flagella di seluruh permukaan selnya (petrichious). Salmonella adalah salah satu bakteri yang sering kali menyebabkan penyakit yang cukup serius apabila mancemari makanan maupun minuman yang di konsumsi manusia.
Oleh karena itu pengujian terhadap bakteri Salmonella sangat penting. Hal ini, selain untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan peraturan – peraturan keamanan pangan baik nasional maupun internasional, juga menghindari terjadinya kontaminasi makanan atau minuman oleh bakteri Salmonella, sehingga tersebarnya penyakit serius akibat Salmonella bisa dihindari sedini mungkin.
Selain itu juga ada pengujian Allergent. Tes terhadap Allergen ( Gliadin ), terutama diperuntukkan untuk bahan mentah (Raw Material) maupun produk jadi (Finish Good) atau peralatan yang digunakan untuk produksi yang kemungkinan dapat terkontaminasi zat-zat yang bersifat Allergenic dari bahan-bahan atau produk yang berasal dari cereallia, sea food, egg, fish, dan lin-lain.
Contoh
pengujian Total Plate Count
Pengukuran
pencemaran mikroba diperuntukkan untuk semua produk dan bahan baku yang mungkin
dapat digunakan oleh mikroba sebagai media pertumbuhan yang baik.
Peralatan yang
digunakan adalah peralatan umum mikrobiologi
contoh cawan
petri, pipettor + tip 1 mL, botol pengencer 10 mL, Erlenmeyer, tabung reaksi,
spreader.
a.
peralatan
sterilisasi : autoclave (sterilisasi basah), dan oven (sterilisasi kering)
b.
Inkubator,
pemanas air (water bath), pembakar Bunsen, neraca analitis, dispenser pipet,
dan bleder.
c.
Mikroskop,
dan Colony Counter
d.
Laminar
air flow
Lakukan
pengambilan sampel secara aseptic dan selalu hindari kemungkinan adanya
kontaminasi. Gunakan botol contoh dan peralatan pengambilan contoh yang baru
saja disterilisasi.
Untuk
produk-produk yang sensitif mikroba misalnya emulsi, lakukan pengambilan contoh
dari beberapa tempat, yaitu di tanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat
pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi.
Tutup
rapat botol contoh yang telah terisi dan segera simpan dalam refrigerator.
TPC
(Total Plate Count)
a.
Persiapan
Larutan Pengenceran
- Cairan
Diluent (larutan pengencer-larutan garam fisiologis) – Larutan Ringer OXOID BR
52 (US-DHSS)
Larutan 1 tablet ke dalam 500 mL air suling.
Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
b.
Pengenceran
- Contoh
Cairan
Masukkan larutan ringer ke dalam botol atau
Erlenmeyer steril, pipet 10 mL contoh dan tambahkan 90 mL larutan ringer
(pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata, biarkan selama 30
menit. Lakukan pengenceran secara berturut-turut untuk mendapatkan faktor
pengenceran 10-2, 10-3.
- Contoh
Padatan/Tepung
Timbang
10 g contoh ke dalam Erlenmeyer steril, dan tambahkan 90 mL larutan ringer
(pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata, biarkan selama 30
menit. Lakukan pengenceran secara berturut-turut untuk mendapatkan faktor
pengenceran 10-2, 10-3.
c.
Media
Pertumbuhan dan Pembuatan
- OXOID
CM463 – Standar Plate Count Agar (Apha /
American Public Healt Assosiation)
- Timbang
23.5 g media tersebut dan tambah air sebanyak 1 liter. Kemudian didihkan sampai
larut sempurna dan disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Masukkan ke
dalam water bath.
d.
Inokulasi
(pemupukan)
-
Penanaman
ini dilakukan di dalam laminar air flow
-
Pertama
siapkan sampel yang sudah ditimbang.
-
Siapkan
larutan pengenceran (ringer).
-
Ukur
sebanyak 90 mL larutan ringer
dan masukkan pada erlenmeyer
sampel (pengenceran 10-1).
-
Aduk
hingga tercampur secara sempurna
-
Siapkan
petridis dan ambil 1 mL larutan sampel (pengenceran 10-1) tadi
dengan pipetor dan masukkan
ke pertridis .
-
Lalu
larutan sampel
(pengenceran 10-1) diambil 1 mL lagi dan masukkan ke dalam botol 10
mL yang sudah diisi dengan larutan ringer juga (pengenceran 10-2)
-
Ambil
1 ml dari pengenceran 10-2 lalu masukkan ke dalam petridis.
-
Setelah
itu ambil 1 mL lagi dari botol
pengenceran 10-2 dan masukkan kedalam botol 10 mL yang lain
(pengenceran 10-3)
-
Ambil
1 mL dari botol pengenceran 10-3 dan masukkan ke dalam petridis
-
Lakukanlah
secara duplo .
-
Kemudian
lakukanlah plating dengan cara
menuangkan media ke dalam petridis
± 10 ml
-
Diamkan
pada suhu kamar sampai media tersebut memadat.
-
Inkubasi
selama ± 48-72 jam(2-3 hari) pada suhu 32-35°C.
e.
Perhitungan
koloni
Koloni
di TPC diindikasikan dengan lingkaran putih tebal.Adanya titik-titik putih
menyerupai awan harus di curigai sebagai TPC terutama untuk produk emulsi.
Hitung banyak koloni yang ada menggunakan mikroskop atau penghitung koloni.
Pengolahan Limbah di PT. Essence
Indonesia (International Flavors & Fragrances)
PT.
Essence Indonesia (IFF) memiliki sebuah department yang menangani limbah tang
ada di perusahaan tersebut yaitu WWTP (Waste Water Treatment Plan) atau IPLC
(Instalasi Pengolahan Limbah Cair). Biasanya department tersebut menangani
limbah cair.
Department ini mengolah limbah cair dengan menggunakan teori Mikrobiologi yaitu Aerob dan Anaerob.
Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :
Department ini mengolah limbah cair dengan menggunakan teori Mikrobiologi yaitu Aerob dan Anaerob.
Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :
Temperatur
Temperatur
mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses anaerob, diperlukan
temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada
proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas
dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.
pH dan Alkalinitas
Proses
aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 – 8,5. Pada reaktor aerob yang
dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS),
terjadi proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan
tambahan bahan kimia selama BOD kurang dari 25 mg/L.
Sementara
itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih sensitif pada pH
dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5. Sekurang-kurangnya, pH harus
dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH
sebaiknya berada pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S.
Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L
untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH
sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor
untuk mengontrol pH dan alkalinitas.
Semua limbah cair
dari :
a. Fragrances Plant
b. Powder Plant
c. Flavor Plant
d. PBP Plant
e. Laundry & Domestic
a. Fragrances Plant
b. Powder Plant
c. Flavor Plant
d. PBP Plant
e. Laundry & Domestic
1.
Semua buangan
limbah tersebut di tampung di dalam Oil Separator Tank
Oil Separator Tank ini memiliki kapasitas 22,7 m3
Oil Separator Tank ini memiliki kapasitas 22,7 m3
2.
Setelah dari Oil
Separator Tank maka limbah cair tersebut di transver ke dalam pit tank sebelum
ditransver ke dalam Main Collection Tank di hitung berapa yang masuk ke dalam
Main Collection Tank menggunkakan Flow Meter.
3.
Lalu di pompa
menggunakan pompa atas menuju Aerator Tank 1 setiap harinya biasanya 48 m3
. Pengaturan transver dari Main Collection menuju Aerator terserah
karyawan WWTP. Pada tahapan ini di lakukan airasi (udara) supaya bakteri aerob
tidak mati.
4.
Kemudian di
endapkan pada Sedimen Tank 1. Tahapan ini bertujuan agar lumpur yang ada dapat
terpisah dengan air yang ada. Bak
pengendap harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain:
a.
Bahan bangunan harus kuat terhadap
tekanan atau gaya berat yang mungkin timbul dan harus tahan terhadap asam serta
harus kedap air.
b.
Jumlah ruangan disarankan minimal 2
(dua) buah.
c.
Waktu tinggal (residence time) 1s/d
3 hari.
d.
Bentuk Tangki empat persegi panjang
dengan perbandingan panjang dan lebar 2 s/d 3 : 1.
e.
Lebar Bak minimal 0,75 meter dan
panjang bak minimal 1,5 meter.
f.
Kedalaman air efektif 1-2 meter,
tinggi ruang bebas air 0,2-0,4 meter dan tinggi ruang
g.
Untuk penyimpanan lumpur 1/3 dari
kedalaman air efektif (laju produksi lumpur sekitar 0,03 – 0,04 M3/orang
/tahun ).
h.
Dasar bak dapat dibuat horizontal
atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur.
i.
Pengurasan lumpur minimal dilakukan
setiap 2 – 3 tahun.
5.
Dari Sedimen Tank
1 akan di alirkan ke Aerator Tank 2 dengan metoge gravity. Di Areator Tank
6.
2 juga di lakukan airasi (udara) sama seperti
di Aerator Tank 1 agar bakteri yang ada tidak mati.
7.
Jika sudah maka
hasil dari Aerator Tank 2 di transver menuju Sedimen Tank 2. Di sini juga
bertujuan untuk mengendapkan lumpur yang ada.
8.
Kemudian di
alirkan menuju ke Flocullant Tank. Di Flocullant Tank di tambahkan zat kimia
yaitu AlSO4
9.
Setelah di
endapkan di Sedimen Tank 2 lalu di alirkan ke Post Sedimen Tank secara gravity
maka lumpur yang masih terbawa air akan mengendap dengan sendirinya. Kemudian
akan masuk ke Final Tank dan limbah selesai di olah.
Hasil
limbah yang sudah di olah dari Final Tank biasanya hanya di gunakan untuk
menyiram tanaman yang ada di perusahaan.
Limbah yang di olah pun harus di lakukan pengujian contoh nya pengujian COD (Chemical Oxigen Demand), pH, TDS, dll.
dan juga dilakukan pengecekan oleh pemerintah setempat BPLDH selama 3 bulan sekali.
refrensi : http://www.airlimbah.com/2010/08/15/pengolahan-aerob-vs-anaerob/
Kantor pemasaran wilayah aurabaya dmn ya ?
ReplyDeleteBisa langsung hubungi kantor pusat di jl otista raya jakarta timur
DeleteDear import dept/purchasing
ReplyDeleteDengan Hormat,
Kami dari PT. Multi Samudera Interbuana, adalah sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang Expedisi International Freight Forwarders untuk pengurusan Import kepada kepabean (PPJK). Baik via laut maupun via udara yang berdomisili di Jakarta dan kami siap membantu segala kebutuhan yang berhubungan dengan proses Kepabeanan, Customs Clearance, Borongan (All in) Door To Door Undername Import - Expor, Domestic maupun Transportasi barang ke seluruh wilayah Indonesia dan Internasional.
I. Jasa Customs Clearance
Adapun kegiatan / layanan utama kami saat ini adalah sebagai berikut :
- Under Name Export & Import Udara
- Under Name Export & Import Laut FCL/ LCL
- Customs Clearance kedua Laut dan kargo Udara ( Ex-Lisensi)
- Transportasi Laut FCL/ LCL
- Import Borongan (all in)
- Angkutan Darat ( Inland truk, Kereta Api)
- Cargo pengawasan
- Pergudangan dan penyimpanan
- Penyelesaian biaya / tagihan asuransi, biaya angkutan ( Darat, Laut, Udara) dan lainnya yang berhubungan dengan Export & Import.
II. Jasa Undername
Agar dapat terlaksananya kegiatan importasi diperusahaan Bapak/Ibu yang belum memiliki Lisensi Import
Jika Perusahaan Bapak/Ibu belum mempunyai IZIN IMPORT (API, NIK atau izin lainnya) dapat menggunakan Undername Perusahaan kami sebagai Consignee.
Fasilitas Undername yang kami sedia:
- N P W P
- A P I-U
- S R P/N I K
- N P I K
- IT Elektronik
- IZIN Sertifikat Postel
- IT SPI-BESI/BAJA
III. Jasa Transportasion
PT. Multi Samudera Interbuana ,melayani pengiriman/distribusi barang domestics ke-seluruh Nusantara
Covarage Area Distribusi Domestics PT. Multi Samudera Interbuana , adalah:
Jakarta- Jawa -Bali - Sumatera- Kalimantan-
Via Darat, Laut, Udara, dan kami juga mempunyai cabang di beberapa daerah.
Catatan :
- Jasa yang kami ajukan sudah termasuk biaya Transfer EDI (PIB) dan Pemeriksaan Jalur Merah.
- Bila barang tidak sesuai dengan pemberitahuan/ Packing list diluar tanggung jawab kami.
Adapun daerah operasional Kami sebagai berikut:
- Bandara Internasional Soekarno-Hatta
- Pelabuhan Tanjung Priok ( Jakarta )
- Pelabuhan Tanjung Perak ( Surabaya )
- Pelabuhan Tanjung Emas ( Semarang )
- Pelabuhan Belawan ( Medan )
Demikian penawaran ini kami sampaikan, Besar harapan kami semoga penawaran ini dapat terwujud dalam bentuk kerjasama, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
AFDAL
executive import
PT. MULTI SAMUDERA INTERBUANA
Jl. Raya Otista No 141 Jakarta Timur 13330 Indonesia
Phone : 021 8197 310 ext 8002
Fax : 021 8591 8605
Mobile/ WA : 0853 5831 1637
E-Mail : afdal.mpmjkt@gmail.com
Website : www.multisamudera.com